Nama : Septian Ari Atmojo
NPM : 18513379
Tugas Pertama
PSIKOTERAPI dan Terapi
Psikoanalisis
Pengantar
Pengertian
Psikoterapi
Dilihat secara etimologis mempunyai
arti sederhana, yaitu “psyche yang berarti jwa dan “therapy” yang berarti
merawat. Sehingga psikoterapi dalam arti sempit adalah perawatan terhadap aspek
kejiwaan seseorang. Sedangkan dalam Oxford English Dictionary yang tercantum
“psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit
dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis.
Tujuan
Psikometri
Tujuan Psikometri dengan pendekatan
psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang
disadari. Rekonstruksi kepribadianya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang
sudah lewat dan menyusun sintesi yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan Psikometri dengan pendekatan
psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang
tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan
kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui
konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
Unsur-unsur
Psikoterapi
Dalam psikoterapi, unsur-unsur aktif
dalam pekerjaan reparasi emosional ini meliputi hubungan baik dan rasa percaya
antara klien dan terapis yang bergerak bersama dengan baik serta terbukanya
aliran emosi yang lebih bebas antara klien dengan terapis.
Menurut Singgih (2007) telah melaporkan
tujuh parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis
psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial (“martabat”) psikoterapis,
hubungan (persekutuan terapiutik), hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi,
resosialisasi, dan rekapitulasi.
Unsur-unsur psikoterapiutik dapat
dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi.
Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental,
dan kebutuhan pasien.
Perbedaan
antara Psikometri dan Konseling
Konseling
|
Psikoterapi
|
<
intensif
|
>
intensif
|
preventif
|
Kuratif
/ reapartif
|
Fokus
: edukasi, vocational, perkembangan
|
Fokus
: remedial
|
Setting
: sekolah, industri, social work,
|
Setting
: rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
|
Jumlah
intervensi <
|
Jumlah
intervensi >
|
supportive
|
rekonstructive
|
Penekanan
“normal”
/
masalah ringan
|
Penekanan
“disfungsi” / masalah berat
|
Short
term
|
Long
term
|
Pendekatan
Terhadap Mental Illnes
1.
Terapi Psikoanalisis (Psikodinamika)
Membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat. Tujuannya adalah agar klien menyadari
apa yang sebelumnya tidak disadarinya.
2.
Terapi Behavioral
Manusia bertindak secara otomatis
karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Dalam hal
ini berkaitan dengan classical conditioning (Ivan Pavlov) yang menggunakan
anjing sebagai percobaannya, ketika anjing menekan bel muncul makanan dan air
liur. Selain itu juga operant conditioning(B.F Skinner) yang menggunakan tikus
sebagai percobaannya.
3.
Terapi Humanistik
Sebuah pendekatan umum terhadap
perilaku manusia yang menekankan pada keunikan, keberhargaan, dan nilai tujuan
pribadi. Terapi humanistic adalah terapi yang dimaksudkan untuk menangani
manusia secara menyeluruh.
4.
Terapi Kognitif
Perilaku manusia dipengaruhi oleh
pikirannya. Terapi ini lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa
mengubah perilaku. Tujuan terapi ini adalah mengubah pola pikir dengan cara
meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
5.
Terapi Integratif/Holistik
Memilih dari berbagai teknik terapi
yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu
teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang
bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
Terapi Psikoanalisis
Konsep
dasar teori Psikoanalisis tentang Kepribadian
Struktur kepribadian
Id (tidak memiliki kontak yang nyata
dengan dunia nyata, id berfungsi untuk memperoleh kepuasan sehingga disebut
sebagai prinsip kesenangan)
Ego (disebut juga sebagai prinsip
kenyataan. Ego berhubungan langsung dengan duni nyata, ego juga memiliki peran
untuk mengambil keputusan dalam kepribadian. Ego menjadi penengah/penyeimbang
antara id dan superego)
super ego (disebut sebagai prinsip
ideal. Kepribadian yang terlalu didominasi oleh super ego akan merasa selalu
bersalah, rasa inferiornya yang besar)
Unsur-unsur
terapi Psikoanalisis
1. Muncul
gangguan
Terapis berusaha memunculkan
penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih
mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis memperkuat
konidis psikis dari diri klien, shingga apabila klien mengalami gangguan yang
serupa diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
2. Tujuan
terapi
Terfokus kepada upaya penguatan diri
klien, agar dikemudian hari apabila klien mengalami problem yang sama maka
klien akan lebih siap.
3. Peran
terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran
diri, kejujuran, keefektifan dalam melaukukan hubungan personal dalam menangani
kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak
mendengar dan menafsirkan, terapis memebrikan perhatian khusus pada
penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada
cerita klien.
Teknik-Teknis
terapi Psikoanalisis
Asosiasi bebas :
Terapi asosiasi bebas adalah suatu
metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg
berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu. Pasien secara bebas mengungkapkan
segala hal yang ingin dikemukakan, termasuk apa yang selama ini ditekan di alam
bawah sadar. Pasien mengungkapkan tanpa dihambat atau dikritik. Namun, ada hal
yang menjadi salah satu hambatannya yaitu pasien melakukan mekanisme pertahanan
diri saat mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Maka,
pasien diminta untuk berbaring di dipan khusus dan psikoanalisnya duduk di
belakang. Pasien dan psikoanalis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan
pasien dapat mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau
terhambat oleh terapis.
Penafsiran
Adalah suatu prosedur dalam menganalisa
asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi. Dengan kata lain teknik ini
digunakan untuk menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri
atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari
klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi
bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.
Analisis Mimpi
Adalah prosedur yang penting untuk
menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada pasien atas
beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi
merupakan jalan keluar menuju kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran
yang ditekan di alam bawah sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini
difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada
taraf mengganggu.
Analisis Resistensi
Adalah dinamika yang tidak disadari
untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada
pada pasien sehingga pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut.
Setelah klien bisa menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah
tingkah lakunya.
Analisis Transferensi/Pengalihan
Adalah teknik utama dalam terapi
psikoanalis karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik
ini diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang
merupakan pengaruh dari masa lalunya.
CONTOH
KASUS
Anisa 17 tahun, kelas XII merupakan
anak bungsu dari 2 bersaudara. Ayahnya adalah seorang nahkoda kapal pesiar
ternama di Kalimantan, sedangkan ibunya sudah lama meninggal saat itu usia Anisa
3,5 tahun. Anisa dirumah hanya tinggal dengan pembantu, karena saudaranya sudah
berkeluarga dan sekarang memiliki rumah sendiri. Kejadian masa lalu membuat Anisa
sering bertingkah aneh, Anisa tidak pernah mau jika satu kelompok belajar
dengan laki2. Dan setiap melihat laki2 dirinya merasakan ingin melemparkan
sesuatu ke wajah laki2 tersebut. dan yang membuatnya khawatir adalah pada usia
17 tahun dirinya sama sekali belum tertarik atau simpatik kepada laki2.
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan
psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar