1, Hubungan
Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika
kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi
yang berlangsung diantara komunikan.
A,
Model Hubungan Interpersonal
a. Model pertukaran sosial (social
exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan
dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu
yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan
ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba
(ganjaran dikurangi biaya).
b. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan
sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai
naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik
peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan
dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan
peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan
memainkan peranan tertentu.
c. Model permainan (games people play
model)
Model menggunakan pendekatan analisis
transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu
terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini
dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek
kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua
atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang
diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi
intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
Pada interaksi individu menggunakan
salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan
salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit
dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri
menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
d. Model Interaksional (interacsional
model)
Model ini memandang hubungann
interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat struktural,
integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran,
peranan dan permainan.
B,
Memulai Hubungan
Adapun tahap-tahap untuk menjalin
hubungan interpersonal, yaitu:
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan
tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses
perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha
kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing
pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain.
bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger
informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c)
rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang
lain; serta g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah
bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan
interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan
keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini,
yaitu: a) keakraban; b) kontrol; c)respon yang tepat; dan d) nada emosional yang
tepat. http://psikologi.or.id Keakraban
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan
terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang
diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol
siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum
mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang
menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing
ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor ketiga adalah
ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari
B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon
dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja
berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika
pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang
bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak
percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita
sudah memberikan respon yang tidak tepat. Faktor terakhir yang dapat memelihara
hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi
sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang
dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil.
Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana
emosi.
C,
Hubungan Peran
A.Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal
sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya
sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
B. Konflik
Konflik Interpersonal adalah
pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan
atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status,
jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu
dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam ini akan
melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa
tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut
C. Adequacy Peran dan Autentisitas
Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada
seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun
secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran
yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut.
D.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik
menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin
hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang
lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan
orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan
percintaan. Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut daoat
dijelaskan pada bagian berikut :
1.
Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada
hubungan darah. Hunungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat
hubungan inti ssperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didlamnya
terkandung proximitas dan keakraban.
2.
Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua
individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia.
Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara
mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan
psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi
persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan
emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
3.
Percintaan
Persabatan antar priab dan wanita bisa
berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang
potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang
namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara
persahabatan dan cinta.
E,
Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk
bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan
bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita
sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah
menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka
terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak
menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan
pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita
sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang
berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan
cinta yang tulus .
2,
Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih
sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta
merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan
kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang
dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati,
perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti,
patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau
ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan
yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan
antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan
diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud
untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk
perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya
perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran
terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk
keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
A. Memilih Pasangan
Memilih pasangan hidup bukanlah perkara
mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari
untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa
dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak
untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan
yang terakhir.Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan
dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.
Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi
laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling
tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan
ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang harus rajin
belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan
hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik.
Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan
pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan
pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita
untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik.
Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat
mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula,
begitu pula sebaliknya.
Banyak orang yang pikirannya terlalu
pendek dalam perkara ini sehingga gagal dalam pernikahannya. Prinsipnya adalah
jika kita hanya berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi (kecantikan dan
kekayaan) maka akan sangat sulit dalam menjalani hari-hari berumah tangga
nantinya. Karena semua itu sifatnya hanya sementara dan sangat mudah berubah.
Jadi, jika jatuh cinta hanya karena melihat dari segi kecantikan/ketampanan dan
atau kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat mudah berkurang bahkan hilang.
Jika kita memang cinta pada seseorang maka lahirlah ketampanan/kecantikan,
bukan sebaliknya. Berikutnya adalah tentang masalah fisik. Banyak yang berkata
bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula
sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu
cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan
protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.
Inilah yang menutupi rezeki kita.
Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan
aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya bersih maka aura positiflah yang
akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun pasti akan lebih
memilih orang yang memiliki aura positif daripada negatif.
Lalu, mengingat pernikahan itu adalah
sebuah investasi jangka panjang maka kita juga harus melihat calon pasangan
kita dalam jangka panjang. Bolehlah jika dia saat ini belum sukses, belum kaya,
belum pintar, tetapi ketika ada potensi di masa depan dia akan menjadi lebih
baik maka mengapa tidak??? Daripada kita hanya melihat kondisi dia saat ini
tetapi di masa depan justru punya potensi akan meninggalkan kita. Betapa banyak
wanita yang menikah hanya karena melihat prianya saat ini tampan dan betapa
banyak wanita yang menikah karena hanya melihat wanitanya saat ini cantik.
Mereka tidak sadar bahwa 10 tahun lagi bisa jadi ketampanan/kecantikan tersebut
sudah pudar.
Adapun bila kita dihadapkan suatu
pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik
baginya, meskipun pilihan terbaik baginya tidak selalu identik dengan pilihan
yang terbaik bagi umum, karena seseorang tentu memiliki pertimbangan yang
sangat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Maka, ketika sedang memilih calon
pasangan , bukalah mata lebar-lebar. Lihatlah dia secara utuh. Kumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya tentang dia, terutama kekurangannya. Karena saya
yakin, kelebihan dari pasangan akan dengan mudah kita terima tetapi kekurangan?
Tanyakanlah pada diri sendiri, mumpung belum akad nikah, apakah siap menerima
kekurangan-kekurangan tersebut?
Terakhir, lihatlah dia tidak hanya di
masa sekarang tetapi juga potensinya di masa depan. Tahukah kalian bedanya
anak-anak dan dewasa? Anak-anak hanya berfikir apa yang ada sekarang sementara
orang dewasa berfikir lebih jauh ke depan. Pernikahan adalah urusannya orang
dewasa maka berfikirlah dewasa.
B. Hubungan dalam Perkawinan
Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott,
LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and
coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan
perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa
diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang
tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang
pasti. Bisa jadi antara pasangan
suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi
dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini
adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini
terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu
melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or
Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling
menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau
lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami
hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin
hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal
lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn
tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan
lagi terhadap hubungan dengan pasangannya.
Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness.
Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan
lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga
sibuk menggali informasi tentang bagaimana
kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di
tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga
kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan
konsultasi perkawinan.
Tahap keempat : Transformation. Suami
istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku
yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi
pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah
pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan
yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan,
empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan
tentram.
Tahap kelima : Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi
dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan
pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini
menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah
digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin
menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love
sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan
untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa
adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula,
“Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak
sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan
mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan
pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri,
pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan (suami/istri) kedapatan
beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal sabar.
Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari istikharah ternyata gagal
ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati kelakukan pasangan Anda
sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa dia memang pilihan
terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika keadaannya seperti itu tadi,
yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih
baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai
hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan
sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini,
sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia
akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga
untuknya.
Terjadinya sebuah Ikatan tali
pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba lancar dan jauh
dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu berfikir begini:
"dia bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku begitu pun dia! tapi aku
adalah bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena aku Mencintainya, jadi
aku harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus bersikap baik, lebih baik
darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan untuknya."
C.
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat
pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk
kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup
yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah
perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan
banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta
terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah
perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan
kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat
menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit
mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian
diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan
perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti
kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah
bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak
semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi
dan berpotensi merusak hubungan.
D. Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah
bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak
menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan
yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari
semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin
mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya
dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama
menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang
untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda
pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki
beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan
sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai
daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi,
semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan
kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi
pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan,
semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia.
Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau
sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal
yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam pernikahan adalah
menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan
pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan
baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan
masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi
pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang
lebih baik.
E. Alternatif selain Pernikahan
Paradigma terhadap lajang cenderung
memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah?
Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang.
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita
waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi,
perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih
untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser,
apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam
memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang
bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak
pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang
melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita
melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di
atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai
bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan
yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan
oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika
mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas
di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap
pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan
yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak perusahaan lebih memilih
karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu.
Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan.
Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria menempatkan pernikahan pada
prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan
hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan,
sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang
lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu
yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun
menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika
belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa
senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka
bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu,
ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih
melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang
sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur
hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang
tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya
berakhir dengan perceraian.
Lajang pun lebih mempunyai waktu untuk
dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan hobi tanpa
ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara berwisata ke
tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya terlihat lebih muda
dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia sama
dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang ke pernikahan kerabat,
pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha untuk
berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal ini
untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia
dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon?
Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh
pelajang.
Seringkali, pelajang juga menjadi
sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang
seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua
menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya
lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi
dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki
sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan
pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap
menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan
dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan
mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang
telah cocok di hati.
Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal
yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan
pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam
suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat
para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi
pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar
dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar,
mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar